POLITIK ETIS
Politik
etis sebagai sebuah politik balas
budi atau politik kehormanata, namun juga tak lepas dari intirk-intrik
politik dan tujuan di dalamnya, hal yang awalnya balas budi atau politik
kehormatan ternyata tidak sejalan dengan apa yang di buat pada tujuan awal
politik tersebut. Terbukti dengan masih adanya suatu keinginan dan kepentingan
implisit dalam realisasinya, sebagai contoh adalah emigrasi
(transmigrasi) yang di buat sebagai pemerataan penduduk Jawa dan Madura untuk
di pindahkan ke daerah Sumatra Utara dan Selatan
ternyata masih ada keinginan untuk mencari keuntungan besar dari kebijakan
tersebut seperti di bukanya perkebunan-perkebunan baru yang membutuhkan banyak
tenaga kerja untuk mengelolanya dan pengurangan jumlah kemiskinan di Jawa dan
Madura, ini adalah sebagai contoh dari realisasi politk etis tersebut.
Munculnya
golongan terdidik dan terpelajar di kemudian hari menjadi ancaman bagi
pemerintahan Belanda, lahirnya Budi Utomo, Sarikat Islam hingga penbentukan Volkskraad
adalah respon dari stimulus yang diberikan oleh poltik etis ini dengan
memajukan pendidikan (Edukasi). Selain juga dua ranah lain yang di perbaharui
yaitu pengairan dan infrastruktur (Irigasi) dan transmigrasi (Emigrasi).
Hal yang
begitu menarik ketika membahas masalah politik etis ini mengingat dampak dikemudian
hari bagi bangsa Indonesia, terutama dalam bidang kesejahteraan dan pendidikan
dimana pembahasan mengenai perkembangan masalah pendidikan akan dibahas dalam
bab tersendiri dalam makalah ini. Namun titik tolaknya tetap di mulai dari era
politik konservatif (1800-1848), kemudian berlanjut ke pada era culturstelsel
(1830-1870), kemudian ke era politik liberal
(1850-1870) dan masuk pada era transisi dari politik liberal masuk ke politik
etis (1870-1900) dan terakhir adalah masa dimana politik etis itu berlangsung
kurang lebih 1900
ETHICAL POLITICS
Politics as a political ethical or political
reciprocation honor, but also inseparable from political intrigue and purpose
in it , the first thing reciprocation or political honor was not in line with
what made the original purpose of the policy . Proved by the existence of an
implicit desire and interest in its realization , for example, is emigration (
transmigration ) that created the population distribution of Java and Madura to
move to the area in the North and South Sumatra that there is still a desire to
seek the great advantage of such policies in it open new plantations which
require a lot of manpower to manage and poverty reduction in the number of Java
and Madura , it is as an example of the realization of the political ethical .
The emergence of educated and well-educated group
later became a threat to the Dutch government , the birth of Budi Utomo ,
Islamic Sarikat to Volkskraadformation is the response of the stimulus provided
by the ethical affiliated with advancing education ( Education ) . As well as
two other domains that are updated irrigation and infrastructure ( Irrigation )
and transmigration ( Emigration ) .
It is so interesting when discussing this issue given
the ethical political impact the future for Indonesia , especially in the field
of education where the welfare and development of the discussion of educational
issues will be discussed in a separate chapter in this paper . But the starting
point fixed at the start of the era of conservative politics (1800-1848) , then
continued to the culturstelsel era (1830-1870) , then to the liberal political
era (1850-1870) and enter the era of liberal political transition go into the
ethical politics (1870-1900) and the last is the period in which the political
ethical lasted approximately 1900 .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar