PEMELIHARAAN DAN PENJAGAAN ARSIP
Arsip adalah
rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi
politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (UU No. 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan)
Arsip
adalah kumpulan warkat yang disimpan secara teratur, terencana, karena
mempunyai nilai sesuatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat cepat
ditemukan kembali.( Kamus Administrasi
Perkantoran, oleh Drs. The Liang Gie)
Kearsipan
adalah penyimpanan warkat (filing) merupakan kegiatan menaruh
warkat-warkat dalam suatu tempat penyimpanan secara tertib menurut sistem,
susunan dan tata cara yang telah ditentukan, sehingga pertumbuhan
warkat-warkat itu dapat dikendalikan dan setiap kali diperlukan dapat secara
cepat ditemukan kembali. Lawan dari penyimpanan warkat (filing)
adalah pengambilan warkat (finding). (Kamus
Administrasi Perkantoran, oleh Drs. The Liang Gie)
· Beberapa Jenis Musuh Kertas
Arsip-arsip
tidak hanya merupakan warisan masa lampau, akan tetapi arsip juga memberi
informasi tentang masa lampau arsip itu sendiri. Oleh karena itu adalah
kewajiban kita semua untuk memelihara dan menjaga arsip-arsip tersebut dari
segala kerusakan dan kemusnahan. Kerusakan dan kemusnahan baik yang datangnya
dari arsip itu sendiri maupun yang dikarenakan oleh serangan-serangan dari luar
arsip tersebut. Oleh karena itu sebelum kita mengadakan usha-usaha pemeliharaan
dan penjagaan terlebih dahulu kita harus mengenal dan mengetahui jenis-jenis
musuh kertas arsip beserta sifat penyerangnya.
a. Kerusakan
yang disebabkan dari dalam:
-
Kertas; dalam penggunaan kertas yang
akan kita pakai, hendaknya dipilih kertas yang baik lagi kuat yang tidak
mengandung kayu dasar atau serabut yang belum dikelantang. Akan tetapi
betapapun baiknya kertas yang kita pergunakan, apabila perawatan penyimpanannya
tidak baik, daya tahan kertaspun tidak akan dapat lama. Oleh karena itu
penggunaan kertas yang baik harus diimbangi dengan perawatan dan penyimpanan
yang sebaik mungkin, agar kertas arsip dapat tahan lama.
-
Tinta; dimasa lampau tinta yang
dipergunakan ialah tinta karbon dan tinta dari getah pohon oak. Tinta kaarbon
dibuat dari arang hitam (langes), sedangkan sebagai perekat biasanya
dipergunakan lem arab (Arabic Gum). Tinta yang dibuat dari getah kayu oak,
menimbulkan aksi-aksi kimia yang merusakkan kertas. Sebaliknya tinta yang
dibuat dari arang hitam tidak menimbulkan aksi-aksi kimia, dengan demikian
tidak merusakkan kertas. Untuk percetakan sekarang ini kebanyakan dipergunakan
tinta karbon.
-
Pasta/Lem; dipergunakan sebagai perekat
yang mempunyai peranan yang meragukan dalam daya tahan kertas dan kulit. Lem
biasanya dibuat dari tepung gandum atau tepung beras. Akan tetapi sekarang ini
telah dibuat alat perekat sintetis terutama Polyven acetate.
b. Kerusakan
akibat serangan dari luar:
-
Kelembaban; akibat kelembaban udara yang
tidak terkontrol akan memungkinkan akibat-akibat seperti timbulnya jamur,
pasta/lem hilang, kertas menjadi lemah dan merusakkan kulit. Pertolongan
pertama ialah menormalisasi kelembaban, akan tetapi usaha ini sukar dilakukan.
Yang dapat kita lakukan ialah dengan menambah edaran udara panas (kering), atau
dengan menggunakan panasnya listrik. Didalam suatu ruangan yang relatif kecil
seperti almari, ruang belajar, dan lain-lain anhydrous calcium ch. Dapat
dipergunakan untuk menyerap air dengan menempatkan didalam mangkok, dengan cara
ini air akan terserap oleh panasnya.
-
Udara yang terlampau kering; udara yang
terlampau keringpun akan dapat merusakkan kertas pula, seperti misalnya kertas
akan menjadi kering, kesat dan mudah patas (getas). Oleh karena itu untuk
menghindari udara yang terlampau kering ini, kelembaban harus diatur sedemikian
rupa sehingga tidak melampaui 75 derajat dan temperatur udara diantara 65
derajat Fahrenheit dan 85 derajat Fahrenheit. Untuk mengukur kelembaban udara
perlulah dipasang hygrometer di dalam ruangan.
-
Sinar matahari; sinar matahari memang
penting untuk membantu membasmi musuh-musuh kertas. Akan tetapi sinar matahari
yang dikarenakan panasnya dan terutama oleh sinar ultraviolet sangat
membahayakan bagi kertas-kertas arsip. Oleh karena itu tidak boleh ada sinar
matahari yang jatuh langsung atas bundel-bundel kertas ataupun pada kertasnya
sendiri. Sinar ultraviolet terutama mengancam struktur molekul kertas dan
kulit. Sebagai akibatnya dapat terlihat dengan jelas antara lain seperti,
kertas menjadi buruk, coklat dan tintanyapun luntur. Untuk menghindari jatuhnya
matahari secara langsung hendaklah pintu-pintu, jendela-jendela dibuat
menghadap utara atau selatan, sehingga ruangan tidak menghadap langsung
datangnya sinar matahari.
-
Debu; debu bermacam-macam asalnya,
seperti dari kain, asap dan debu-debu yang dibawa angin. Bagaimanapun kecil debu-debu ini, tetap
merupakan musuh kertas yang ganas, bahkan kulitpun dapat rusak karena debu.
Untuk menghadapi debu-debu ini dapat dipergunakan filter electrostatic. Atau
pasanglah jaring kawat yang halus pada
pintu-pintu atau jendela-jendela. Disamping berguna untuk menyaring udara
masuk, juga berguna untuk menahan masuknya berjenis-jenis serangga didalam
ruang penyimpanan arsip.
-
Jamur dan sejenisnya; jamur adalah
akibat langsung dari kelembaban dan karen a temperatur udara yang tidak
terkontrol. Jamur ini nampak sebagai lapisan tipis yang keputih-putihan.
Kegiatan jamur ini bukan main cepatnya, karena sebenarnya jamur ini hidup
daripada perekat yang berada dikertas-kertas. Obat-obat yang utama ialah
usaha-usaha penghindaran. Yaitu dengan menempatkan arsip-arsip dan lain-lainnya
ditempat yang terang, kering dan ruangan yang berfentilasi sempurna. Atau untuk
pencegahan yang baik bagi buku-buku, ialah dengan melapisi buku-buku dengan
“lacquer”.
-
Rayap; usaha untuk melindungi serangan
rayap yang paling tepat ialah dengan mengadakan pencegahan, yakni dengan
peniadaan penggunaan kayu bangunan yang langsung bersentuhan dengan tanah.
Beberapa jenis rayap hidup didaerah yang tanahnya basah dan gelap, meskipun
demikian merekapun masih dapat membuat terowongan dipermukaan tanah yang
kering. Jenis-jenis lainnya dapat hidup di daerah yang kering. Kebiasaan rayap
dalam makan kayu dan kertas cukup kita kenal, oleh karena itu kita perlu bagi
kita melakukan penjagaan seintensif mungkin.
-
Gegat; gegat (silverfish) yang sering
merusakkan kertas, biasanya terdapat pada dinding-dinding yang basah. Jika
kertas-kertas arsip selalu bersentuhan dengan dinding yang lembab, bukan saja
kertas tersebut menjadi lembab, akan tetapi sering pula dirusak oleh gegat
ataupun jenis-jenis serangga lainnya. Oleh karena itu, jagalah arsip-arsip
tidak bersentuhan dengan dinding. Untuk menghindarinya pergunkanlah rak-rak
yang dipasang antara jarak dinding/lantai dengan raknya paling sedikit 6 inchi.
· Ruangan Penyimpanan Arsip
Ruangan
yang bagaimnakah yang kita pergunakan untuk menyimpan arsip? menyimpan arsip-arsip
bukanlah disembarang tempat, akan tetapi ruangan penyimpanan harus terhindar
dari kemungkinan-kemungkinan serangan api, air, serangga dan lain-lain. Tempat
penyimpanan arsip harus kering, kuat, dan berfentilasi baik.
Menyimpan arsip
hendaknya ditempat yang memenuhi syarat. Pergunakanlah rak logam daripada
menggunakan almari yang tertutup. Ukuran antara rak yang terbawah dengan
lantaisekitar 6 inchi. Karena hal ini akan memudahkan udara bergerak dengan
bebas, disamping itu pula untuk memudahkan membersihkan lantai dibawah rak
tersebut.
Apabila
terpaksa harus menggunakan almari besi yang tertutup, susunlah arsip-arsip agak
merenggang, jangan terlalu rapat. Almari harus sering dibuka serta diperiksa
untuk melihat kalau-kalau kertas ditumbuhi cendawan atau diserang serangga.
Untuk menghindari serangga taruhlah kapur barus didalamnya.
Sebaiknya
sebelum diletakkan dalam rak-rak, arsip-arsip hendaknya dimasukkan kedalam
kotak karbon. Dalam meletakkan arsip-arsip, jagalah agar arsip tersebut tidak
melipat. Arsip-arsip yang ukurannya melebihi kotak karton, jangan dimasukkan ke
adalamnya, carilah tempat yang sesuai baginya. Untuk mencegah serangga/rayap
masukkanlah kapur barus di dalam kotak.
· Penjagaan
1. Membersihkan
ruangan
Ruangan
penyimpanan arsip hendaknya senantiasa bersih dan teratur. Sekurang-kurangnya
seminggu sekali dibersihkan dengan alat penyedot debu.
2. Pemerikasaan
ruangan dan sekitarnya
Sedikit-dikitnya
setiap enam bulan tempat penyimpanan arsip dan daerah sekelilingnya hendaknya
diperiksa untuk mengawasi kalau-kalau ada serangga, rayap dan sejenisnya.
3. Penggunaan
racun serangga
Setiap
enam bulan ruangan hendaknya disemprot dengan racun serangga seperti D.D.T,
Dieldrin, dan sejenis racun serangga lainnya. Racun serangga ini disemprotkan
dengan meggunakan alat semprot biasa kearah dinding, lantai dan alat-alat yang
dibuat daripada kayu. Harus diperhatikan penyemprotan ini jangan sampai
mengenai kertas-kertas arsipnya, karena dapat merusakkan kertas. Disamping itu kapur
baruspun dapat dipergunkan mencegah serangga.
4. Mengawasi
serangga anai-anai
Untuk
menghindari serangga anai-anai dapat dipergunakan sodium arsenite. Sodium ini
letakkanlah dicelah-celah lantai. Rak almari yang dibuat daripada kayu,
hendaklah dioles dengan Dieldrin.
5. Larangan
makan dan merokok
Makanan
dalam bentuk apapun tidak boleh dibawa ke tempat penyimpanan arsip, sebab
sisa-sisa makanan merupakan daya tarik bagi serangga dan juga tikus-tikus. Demikian
pula tidak diperkenankan merokok. Menyalakan korek atau membawa api dilarang.
Alat pemadam kebakaran harus ditempaatkan didalam ruangan penyimpanan dan
ditempatkan ditempat yang strategis. Untuk ini dapat dipergunakan gas CO2.
6. Rak
penyimpanan arsip
Arsip-arsip
hendaknya disimpan dirak yang dibuat dari logam, dimana jarak antara papan rak
yang terbawah dengan lantai sekitar 6 inchi. Hal ini untuk memudahkan
bergeraknya udara dan memudahkan untuk membersihkan lantaai dibawah rak.
7. Meletakkan
arsip
Arsip-arsip,
barang-barang cetakan, peta, bagan, dan lain-lain hendaknya diatur sebaik
mungkin dengan diberi tanda masing-masing. Barang-barang tersebut jangan
diletakkan ditempat yang lebih kecil ukurannya daripada kertasnya sendiri.
jangan sampai sudut-sudut kertas terlipat. Lembaran kertas yang terlepas dari
bundelnya hendaknya dikembalikan pada asalnya. Pergunakanlah klip plastik, akan
tetapi kalau yang dipergunakan klip logam, gantilah setiap saat dengan klip
yang baru sebelum klip itu berkarat.
Klip yang berkarat akan dapat merusakkan kertas.
8. Membersihkan
arsip
Arsip-arsip
hendaknya dibersihkan dengan menggunakan vacum cleaner. Apabila arsip-arsip
dihinggapi anai-anai/rayap dan sejenis lainnya hendaknya dipisahkan dengan
lainnya. Demikian pula bila kita menemukan arsip-arsip yang rusak, segera
dipisahkan untuk segera diserahkan kepada yang berwenang untuk diperbaiki.
9. Mengeringkan
arsip yang basah
Arsip-arsip
yang basah tidak boleh dikeringkan dengan jalan menjemur dibawah teriknya sinar
matahari. Bukalah arsip-arsip dari ikatannya, kemudian keringkan dengan jalan
menganginkan. Untuk membantu mempercepat pengeringan itu, gunakanlah kipas
angin, kalau tidak ada bukalah jendela-jendela dan pintu-pintu lebar-lebar.
10. Arsip-arsip
yang tidak terpakai
Untuk
arsip-arsip yang tidak terpakai lagi, hendaknya dijaga dengan cara yang sama,
tetapi simpanlah tersendiri. Aturlah sebaik mungkin agar tidak bertaburan
disana-sini. Susunannya sama seperti ketika arsip itu dipergunakan.
11. Arsip-arsip
yang rusak atau sobek
Apabila
kita temukan arsip-arsip yang rusak/sobek janganlah ditambal dengan menggunakan
cellulose tape, sebab alat perekat ini malahan dapat merusakkan kertas dan
tulisannya. Untuk memperbaikinya gunakanlah kertas yang sama dengan menggunakan
perekat kanji. Bagi arsip-arsip yang rusaknya sangat hebat, serahkanlah arsip-arsip
tersebut ke Arsip Nasional R.I. untuk diperbaiki.
· Pertolongan
pertama arsip-arsip yang rusak dan perbaikan kecil
1. Halaman
yang sobek
Untuk
memperbaiki arsip-arsip yang sobek gunakanlah perekat kanji, jangan sekali-kali
menggunakan cellotape. Halaman yang sobek dapat diperbaiki oleh setiap orang
tanpa terlebih dahulu memperoleh pendidikan yang khusus.
Apabila
kita ketemukan sobekan dipinggir kertas arsip atau halaman buku dapat
diperbaiki dengan kertas yang tipis dan kuat. Potonglah kertas tersebut selebar
½ inci, lebih panjang sedikit dari sobekan tersebut. Pulaslah potongan itu
dengan perekat kanji, kemudian letakkan hati-hati diatas sobekkannya, perhatikan agar kedua pinggir
yang sobek disatukan kembali dengan rata. Potongan kertas tersebut keluar
sedikit melewati sobekan pada bagian kertas yng utuh, kemudian guntinglah
kelebihan kertas itu.
2. Membuat
perekat
Perekat
dapat dibuat dari tepung kanji/sagu dan air, tetapi pada umumnya lebih mudah
untuk membeli perekat disetiap toko buku yang terpercaya. Perbedaan antara
perekat buatan sendiri dengan kita beli ialah perekaat buatan pabrik itu diberi
sedikit pengawet agar tidak berbau.
Jika
menggunakan perekat jangan terlalu banyak, akan tetapi ambillah secukupnya
saja. Pengalaman membuktikan bahwa mempergunakan perekat secukupnya lebih baik
hasilnya, lebih-lebih bila ditekan dengan agak keras.
3. Memperbaiki
arsip-arsip yang terbakar
Apabila
kertas-kertas arsip terserang oleh api, atau oleh beberapa sebab menjadi hangus
atau sedikit terbakar, serahkanlah arsip-arsip tersebut kepada yang lebih ahli.
Dalam hal ini serahkanlah kepada Arsip Nasional R.I. akan tetapi untuk
pertolongan pertama yang dapat kita lakukan ialah dengan memasukkan arsip-arsip tersebut ke dalam peti, dan
bungkuslah dengan kertas tissue secara lepas.
Jika
kertas arsip tersebut hanya terpengaruh oleh panasnya api, kertas-kertas arsip
akan menjadi pipih, sehingga boleh dipegang bilamana perlu, sampai cukup waktu
untuk menormalisasikan kelebaban seperti keadaan semula. Apabila setelah
beberapa lama masih pipih, maka perlulah direkat kembali, untuk pekerjaan ini
serahkanlh kepada seseorang yang lebih ahli.
4. Menanggulangi
arsip-arsip basah/terendam air
Didalam
proses pembuatan kertas, air mempunyai peranan yang besar sekali, akan tetapi
sejak kertas itu selesai dari proses pembuatannya, air merupakan musuh yang
berbahaya bagi kelangsngan hidupnya. Apabila kertas kena air, aakibatnya kertas
akan menjadi kotor, mudah sobek, berkerut-kerut dan lain-lain. Kertas yang
banyak mengandung perekat ataupun berlapis kanji bila kena air perekatnya akan
rusak. Demikian pula tintanya akan luntur. setelah kertas itu kerin, pastilah
satu sama lainnya akan melekat sehingga sukar sekali dipisahkan, sehingga untuk
mengatasi hal-hal seperti tersebut diperlukan bantuan seorang ahli yang
mempunyai pendidikan khusus.
Meskipun
demikian kita dapat memberikan pertolongan pertama sebelum kita memperoleh
bantuan seorang ahli. Beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam usaha
menyelamatkan arsip-arsip ataupun buku-buku daripada ancaman kemusnahan akibat
menderita serangan air ialah sebagai berikut:
a. Ikatan
bundel arsip janganlah dibuka sebelum lumpur/kotoran yang berada dipermukaan
kulit kertas arsip/buku dibersihkan.
b. Mengeluarkan
air yang terkandung dalam bundel arsip/buku-buku dengan jalan menekan secara
perlahan-lahan.
c. Tidak
diperkenankan untuk mengeringkan arsip/buku-buku dengan jalan menjemur diterik
matahari, akan tetapi cukuplah kalau dianginkan ditempat yang bebas dari sinar
matahari.(di dalam ruangan). Bila dijemur dibawah terik matahari, setelah
kering kertas akan berkeriput-keriput daan saling melekat satu sama lain
sehingga sukar untuk memisahkannya.
d. Kertas-kertas
arsip yang dibundel ataupun buku-buku hendaknya jangan dibuka terlalu lebar,
bukalah selebar jari.
e. Hendaknya
kulit buku ataupun arsip jangan dipisahkan ketika masih dalam keadaan basah.
f.
Lakukanlah semua ini dengan kesabaran
dan kecermatan.
Setelah keenam patokan tersebut diperhatikan
benar-benar, tindakaan pertama yang harus dilakukan ialah membersihkan
kotoran-kotoran yang menempel pada kulit bundel arsip atau pada buku-buku. Alat
yang dpergunakan untuk membersihkan ialah kapas yang lembab. Kapas tersebut
tempel-tempelkanlah pada kotorannya. Jangan sekali-kali membersihkan kotoran
dengan jalan menggosok-gosok, sebab hal ini hanya merusakkan kertas.
Kalau yang kita hadapi kertas yang
berselaput dengan jenis bahan kimia (kertas mengkilap), dapat diselamatkan
dengan membuka buku-buku tersebut, dengan hati-hati ketika masih dalam keadaan
basah. Diantara helai kertas yang satu dengan yang lainnya hendaknya diselipkan
selembar “polythene” (sejenis kertas plastik) agar kertas satu sama lain tidak
saling melekat.
Setelah semuanya nampak bersih, barulah
air yang terkandung didalam bundel-bundel arsip/buku-buku dikeluarkan dengan
jalan menekannya perlahan-lahan. Kemudian keringkan. Untuk mengeringkan
bundel-bundel arsip, terlebih dahulu lepaskanlah arsip-arsip tersebut dari
ikatannya, kemudian gantungkanlah ditali jemuran di dalam ruangan. Di dalam
proses pengeringan itu perlulah dibantu dengan kipas angin, akan tetapi kalau
tidak ada bukalah pintu dan jendela selebr mungkin. Sehingg angin dapat masuk
dengan bebas. Apabila satu sama lain kertas saling merekat, pergunakanlah pisau
tumpul untuk memisahkannya. Setelah itu bentangkanlah diatas meja atau lantai
yang bersih dengan diberi alas kertas penyerap. Setelah kering dapat diratakan
dengan setrika atau mesin press.
5. Mengeringkan
buku
Buku-buku
yang akan dijemur, hendaknya diletakkan diatas tiga buah tali halus serta kuat,
agar buku dapat bergantung diketiga bagiannya.
Jangan menggunakan tali
kawat, karena tali kawat dapat berkarat yang akan merusakkan kertas.
Buku-buku
juga dapat dikeringkan dengan cara berdiri tegak. Akan tetapi bila tidak
mendesak cara ini janganlah dilakukan, sebab buku dapat melengkung. Apabila ada
tanda-tanda buku akan melengkung segera selipkanlah kartu-kartu putih diantara
celah-celah lembarannya. Untuk buku-buku yang tebal keringkanlah diatas lantai
atau meja yang bersih. Gunakan ruangan yang cukup memperoleh tiupan angin, atau
dapat dibantu dengan kipas angin.
6. Mengatasi
cendawan
Apabila
setelah kering di kertas-kertas tumbuh cendawan, sapulah segera dengan campuran
thymol dan spirtus, dapat juga dengan acetone. Disamping itu dapat juga
dipergunakan campuran formalin dengan air; campuran ini harus mengandung
formalin sebanyak 40%.
Buku-buku
setelah kering sering berbekas dengan bintik-bintik “foxing”. Oleh karena itu
ketika buku-buku tersebut telah kering dengan segara selipkanlah kertas lembut
racun cendawan “fungsicidial tissue” pada setiap 1/8 inci tebal buku tersebut.
7. Pembuatan
kertas racun cendawan “Fungicidial Tissue”
Kertas
lembut racun cendawan ini dapat dibuat sendiri. sediakanlah campuran “ sodium
orthophenylpenate” sebanyak 2 ons yang dicampur dengan air. Kemudian rendamlah
beberapa helai kertas lembut tissue didalam campuran tersebut, kemudian
biarkanlah sesaat hingga kering. Simpanlah hasilnya didalam kotak tertutup dan
pergunakanlah bila perlu.
Meskipun
campuran ini sejenis racun yang lemah daya kerjanya akan tetapi usahakanlah
agar tidak bercampur dengan makanan, dan
jagalah agar tidak mengenai mata kita.
8. Membersihkan
rak
Akibat
terlanda oleh banjir, seperti halnya kertas-kertas arsip, rak-raknyapun akan
mengalami kerusakan-kerusakan. Oleh karena itu selamaatkanlah rak-raak yang
kemungkinan masih dapat diselamatkan. Cucilah rak-rak tersebut dari segala
kotoran yang melekat sebersih mungkin, terutama dicelah-celahnya. Kalau hendak
dipergunakan lagi keringkanlah sekering-keringnya, secara berangsur-angsur.
Sumber:
Undang-undang
Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan
Kamus
Administrasi Perkantoran, oleh Drs. The Liang Gie
Bhartos,
Basir. 1989. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar