KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Makalah ini berjudul “SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
PADA MASA ORDE BARU”. Makalah ini disusun agar dapat bermanfaat sebagai
media sumber informasi dan pengetahuan.
Ucapan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Sistem
Administrasi Negara Indonesia, teman-teman dan semua pihak yang
telah terlibat dan memberikan
bantuan dalam bentuk moril maupun materil dalam proses
penyusunan makalah ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan.Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan berguna serta bisa digunakan sebagaimana
mestinya.
Cirebon, April 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A. Latar belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .............................................................................. 2
C. Manfaat............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
A.
Pengertian Masa Pemerintahan Orde Baru......................................... 3
B. Latar
Belakang Lahirnya Masa Pemerintahan Orde Baru................... 3
C. Kehidupan Politik
Pada Masa Orde Baru........................................... 4
D. Kehidupan
Ekonomi Pada Masa Pemerintahan Orde Baru................ 9
E. Kronologis
Runtuhnya Sistem Pemerintahan Orde Baru.................... 12
F. Kelebihan
dan Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru............ 15
BAB III PENUTUP............................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................... 17
B. Saran.................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks
atau terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau begian-bagian
yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh.Sedangkan
Pemerintahan adalah suatu organisasi sekelompok orang dalam suatu negara yang
menjalan aturan dengan maksud menjaga ketertiban dan keamanan disatu pihak,
sedangkan dilain pihak dituntut pelayanannya terhadap berbagai persoalan
masyarakat.
Indonesia adalah suatu negara yang merdeka pada tanggal 17
Agustus 1945, dengan sebagai dasar negara Pancasila yang berlambangkan Burung
Garuda, merupakan negara kepulauan memakai istilah demokrasi dalam
pemerintahannya.
Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk
memisahkan antara kekuasaanmasa Sukarno (Orde Lama) dengan masa Suharto.
Sebagai masa yang menandai sebuah masa baru setelah pemberontakan Gerakan
30 September tahun 1965. Orde baru lahir sebagai upayauntuk: mengoreksi total
penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama, penataan kembali seluruh aspek
kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia,melaksanakan Pancasila dan
UUD1945 secara murni dan konsekuen dan menyusun kembali kekuatan bangsa untuk
menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat proses pembangunan bangsa.
Setelah Orde Baru memegang talpuk kekuasaan dan
mengendalikan pemerintahan, muncul suatu keinginan untuk terus-menerus
mempertahankan status quo. Hal ini menimbulkan ekses-ekses negative,
yaitu semakin jauh dari tekad awal Orde Baru tersebut. Akhirnya berbagai macam
penyelewengan dan penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila dan
ketentuan-ketentuan yang terdapat pada UUD 1945, banyak dilakukan oleh pemerintah
Orde Baru. Penyelewengan dan penyimpangan yang dilakukannya itu direkayasa
untuk melindungi kepentingan penguasa, sehingga hal tersebut selalu dianggap
sah dan benar, walaupun merugikan rakyat.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Masa Pemerintahan Orde Baru?
2.
Apakah yang melatar belakangi lahirnya Masa Pemerintahan Orde Baru?
3.
Bagaimana kehidupan politik pada Masa Pemerintahan Orde Baru?
4.
Bagaimana kehidupan ekonomi pada Masa Pemerintahan Orde Baru?
5.
Bagaimana kronologis runtuhnya Sistem Pemerintahan Orde Baru?
6.
Apa saja kelebihan dan kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru?
C.
Manfaat
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini yaitu, sebagai
berikut:
a. Dapat mengetahui arti dan latar
belakang pemerintahan Orde Baru
b. Dapat memahami kondisi perekonomian,
dan politik pada masa pemerintahan orde baru.
c. Dapat mengetahui alasan tumbangnya
pemerintahan orde baru
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Pemerintahan Orde Baru
Orde Baru adalah suatu tatanan seluruh
perikehidupan rakyat, bangsa dan negara yang diletakkan kembali kepada
pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dengan kata
lain, Orde Baru adalah suatu orde yang mempunyai sikap dan tekad untuk mengabdi
pada kepentingan rakyat dan nasional dengan dilandasi oleh semangat dan jiwa
Pancasila serta UUD 1945.
B.
Latar Belakang Lahirnya Masa Pemerintahan Orde Baru
1. Terjadinya peristiwa Gerakan 30
September 1965.
2. Keadaan politik dan keamanan negara
menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30 September 1965 ditambah adanya
konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung lama.
3. Keadaan perekonomian semakin
memburuk dimana inflasi mencapai 600% sedangkan upaya pemerintah melakukan
devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan bakar menyebabkan timbulnya keresahan
masyarakat.
4. Reaksi keras dan meluas dari
masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh
PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI berserta Organisasi Masanya
dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili.
5. Kesatuan aksi
(KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat bergabung membentuk Kesatuan
Aksi berupa “Front Pancasila” yang selanjutnya lebih dikenal dengan “Angkatan
66” untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30 September 1965.
6. Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada
10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengajukan tuntutan”TRITURA”(Tri
Tuntutan Rakyat) yang berisi :
- Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya
- Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya
- Pembersihan Kabinet Dwikora
- Penurunan Harga-harga barang.
7. Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada
21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus Menteri tidak juga memuaskan
rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk tokoh-tokoh yang
terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
8. Wibawa dan kekuasaan presiden
Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili tokoh-tokoh yang terlibat
dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil dilakukan meskipun
telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub).
9. Sidang Paripurna kabinet dalam
rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejolak tak juga berhasil.
Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang
ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk
mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.
C.
Kehidupan Politik Pada Masa Orde Baru
1. Penataan politik dalam negeri
a.
Pembentukan
Kabinet Pembangunan
Kabinet awal pada masa peralihan
kekuasaan (28 Juli 1966) adalah Kabinet AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan
nama Dwi Darma Kabinet Ampera yaitu untuk menciptakan stabilitas politik dan
ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan pembangunan nasional.
Program Kabinet AMPERA yang disebut Catur Karya Kabinet
AMPERA adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki kehidupan rakyat
terutama di bidang sandang dan pangan.
2. Melaksanakan pemilihan Umum dalam
batas waktu yakni 5 Juli 1968.
3. Melaksanakan politik luar negeri
yang bebas aktif untuk kepentingan nasional.
4. Melanjutkan perjuangan anti
imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.
5. Selanjutnya setelah sidang MPRS
tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden untuk masa jabatan 5 tahun maka
dibentuklah kabinet yang baru dengan nama Kabinet Pembangunan dengan tugasnya
yang disebut dengan Pancakrida, yang meliputi :
a)
Penciptaan
stabilitas politik dan ekonomi
b)
Penyusunan
dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Tahap pertama
c)
Pelaksanaan
Pemilihan Umum
d)
Pengikisan
habis sisa-sisa Gerakan 30 September
e)
Pembersihan
aparatur negara di pusat pemerintahan dan daerah dari pengaruh PKI.
b. Pembubaran
PKI dan Organisasi masanya
Suharto sebagai pengemban Supersemar guna menjamin keamanan,
ketenangan, serta kestabilan jalannya pemerintahan maka melakukan :
·
Pembubaran
PKI pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan dikukuhkannya Ketetapan
MPRS No. IX Tahun 1966..
·
Dikeluarkan
pula keputusan yang menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
·
Pada
tanggal 8 Maret 1966 dilakukan pengamanan 15 orang menteri yang dianggap
terlibat Gerakan 30 September 1965.
Hal
ini disebabkan muncul keraguan bahwa mereka tidak hendak membantu presiden
untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.
c. Penyederhanaan
dan Pengelompokan Partai Politik
Setelah pemilu 1971 maka dilakukan penyederhanakan jumlah
partai tetapi bukan berarti menghapuskan partai tertentu sehingga dilakukan
penggabungan (fusi) sejumlah partai. Sehingga pelaksanaannya kepartaian tidak
lagi didasarkan pada ideologi tetapi atas persamaan program. Penggabungan
tersebut menghasilkan tiga kekuatan sosial-politik, yaitu :
a) Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII, dan Partai Islam Perti yang dilakukan
pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok partai politik Islam)
b) Partai Demokrasi Indonesia (PDI),
merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo
(kelompok partai politik yang bersifat nasionalis).
c) Golongan Karya (Golkar)
d. Pemilihan
Umum
Selama masa Orde Baru telah berhasil
melaksanakan pemilihan umum sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima
tahun sekali, yaitu: tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Penyelenggaraan Pemilu yang teratur
selama Orde Baru menimbulkan kesan bahwa demokrasi di Indonesia sudah tercipta.
Apalagi pemilu itu berlangsung secara tertib dan dijiwai oleh asas
LUBER(Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia).
Kenyataannya pemilu diarahkan pada
kemenangan peserta tertentu yaitu Golongan Karya (Golkar) yang selalu mencolok
sejak pemilu 1971-1997. Kemenangan Golkar yang selalu mendominasi tersebut
sangat menguntungkan pemerintah dimana terjadi perimbangan suara di MPR dan
DPR. Perimbangan tersebut memungkinkan Suharto menjadi Presiden Republik
Indonesia selama enam periode pemilihan. Selain itu, setiap Pertangungjawaban,
Rancangan Undang-undang, dan usulan lainnya dari pemerintah selalu mendapat
persetujuan dari MPR dan DPR tanpa catatan.
e. Peran
Ganda ABRI
Guna menciptakan stabilitas politik
maka pemerintah menempatkan peran ganda bagi ABRI yaitu sebagai peran hankam
dan sosial. Sehingga peran ABRI dikenal dengan Dwifungsi ABRI. Peran ini
dilandasi dengan adanya pemikiran bahwa TNI adalah tentara pejuang dan pejuang
tentara. Kedudukan TNI dan Polri dalam pemerintahan adalah sama di lembaga
MPR/DPR dan DPRD mereka mendapat jatah kursi dengan pengangkatan. Pertimbangan
pengangkatannya didasarkan pada fungsi stabilisator dan dinamisator.
f. Pemasyarakatan
P4
Pada tanggal 12 April 1976, Presiden
Suharto mengemukakan gagasan mengenai pedoman untuk menghayati dan mengamalkan
Pancasila yaitu gagasan Ekaprasetia Pancakarsa. Gagasan tersebut selanjutnya
ditetapkan sebagai Ketetapan MPR dalam sidang umum tahun 1978 mengenai “Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila” atau biasa dikenal sebagai P4.
Guna mendukung program Orde baru
yaitu Pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen maka sejak
tahun 1978 diselenggarakan penataran P4 secara menyeluruh pada semua lapisan
masyarakat.
Tujuan dari penataran P4 adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara. Melalui penegasan tersebut maka opini rakyat akan mengarah pada dukungan yang kuat terhadap pemerintah Orde Baru.
Tujuan dari penataran P4 adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara. Melalui penegasan tersebut maka opini rakyat akan mengarah pada dukungan yang kuat terhadap pemerintah Orde Baru.
Pelaksanaan Penataran P4 tersebut
menunjukkan bahwa Pancasila telah dimanfaatkan oleh pemerintahan Orde Baru. Hal
ini tampak dengan adanya himbauan pemerintah pada tahun 1985 kepada semua
organisasi untuk menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal. Penataran P4
merupakan suatu bentuk indoktrinasi ideologi sehingga Pancasila menjadi bagian
dari sistem kepribadian, sistem budaya, dan sistem sosial masyarakat Indonesia.
g.
Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat dengan disaksikan
oleh wakil PBB pada tanggal 2 Agustus 1969.
2. Penataan politik luar negeri
Di samping membina stabilitas politik dalam negeri,
Pemerintah Orde Baru juga mengadakan perubahan-perubahan dalam politik luar
negeri. Berikut ini upaya-upaya pembaharuan dalam politik luar negeri:
1.
Indonesia Kembali Menjadi Anggota PBB
Indonesia kembali menjadi anggota PBB dikarenakan adanya
desakan dari komisi bidang pertahanan keamanan dan luar negeri DPR GR terhadap
pemerintah Indonesia. Pada tanggal 3 Juni 1966 akhirnya disepakati bahwa
Indonesia harus kembali menjadi anggota PBB dan badan-badan internasional
lainnya dalam rangka menjawab kepentingan nasional yang semakin mendesak.
Keputusan untuk kembali ini dikarenakan Indonesia sadar bahwa ada banyak
manfaat yang diperoleh Indonesia selama menjadi anggota PBB pada tahun
1950-1964. Indonesia secara resmi akhirnya kembali menjadi anggota PBB sejak
tanggal 28 Desember 1966.
Kembalinya Indonesia mendapat sambutan baik dari sejumlah
negara Asia bahkan dari pihak PBB sendiri hal ini ditunjukkan dengan
ditunjuknya Adam Malik sebagai Ketua Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun
1974. Kembalinya Indonesia menjadi anggota PBB dilanjutkan dengan tindakan
pemulihan hubungan dengan sejumlah negara seperti India, Filipina, Thailand,
Australia, dan sejumlah negara lainnya yang sempat remggang akibat politik
konfrontasi Orde Lama.
2.
Membekukan hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Cina (RRC)
Sikap politik Indonesia yang membekukan hubungan diplomatik
dengan RRC disebabkan pada masa G 30 S/PKI, RRC membantu PKI dalam melaksanakan
kudeta tersebut. RRC dianggap terlalu mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.
3.Normalisasi
hubungan dengan beberapa Negara
a. Pemulihan hubungan dengan Singapura
Sebelum pemulihan hubungan dengan Malaysia Indonesia telah
memulihkan hubungan dengan Singapura dengan perantaraan Habibur Rachman (Dubes
Pakistan untuk Myanmar). Pemerintah Indonesia menyampikan nota pengakuan terhadap
Republik Singapura pada tanggal 2 Juni 1966 yang disampikan pada Perdana
Menteri Lee Kuan Yew. Akhirnya pemerintah Singapurapun menyampikan nota jawaban
kesediaan untuk mengadakan hubungan diplomatik.
b. Pemulihan hubungan dengan Malaysia
Normalisasi hubungan Indonesia dan Malaysia dimulai dengan
diadakan perundingan di Bangkok pada 29 Mei-1 Juni 1966 yang menghasilkan
perjanjian Bangkok, yang berisi:
a) Rakyat Sabah diberi kesempatan
menegaskan kembali keputusan yang telah mereka ambil mengenai kedudukan mereka
dalam Federasi Malaysia.
b) Pemerintah kedua belah pihak
menyetujui pemulihan hubungan diplomatik. Tindakan permusuhan antara kedua
belah pihak akan dihentikan.
c) Peresmian persetujuan pemulihan
hubungan Indonesia-Malaysia oleh Adam Malik dan Tun Abdul Razak dilakukan di
Jakarta tanggal 11 agustus 1966 dan ditandatangani persetujuan Jakarta (Jakarta
Accord). Hal ini dilanjutkan dengan penempatan perwakilan pemerintahan di
masing-masing Negara.
Peran aktif Indonesia juga ditunjukkan dengan menjadi salah
satu negara pelopor berdirinya ASEAN. Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik
bersama menteri luar negeri/perdana menteri Malaysia, Filipina, Singapura, dan
Thailand menandatangi kesepakatan yang disebut Deklarasi Bangkok pada tanggal 8
Agustus 1967. Deklarasi tersebut menjadi awal berdirinya organisasi ASEAN.
D.
Kehidupan Ekonomi Pada Masa Pemerintahan Orde Baru
Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat
ekonominya mendominasi seluruh kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan
kreasi unit-unit ekonomi swasta. Sehingga, pada permulaan Orde Baru program
pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada
usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan
pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Tindakan pemerintah ini dilakukan karena
adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi
kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program
pembangunan yang telah direncanakan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah
menempuh cara sebagai berikut:
a) Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi
b) Kerja Sama Luar Negeri
c) Pembangunan Nasional
Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara
bertahap yaitu:
1) Jangka panjang mencakup periode 25
sampai 30 tahun
2) Jangka pendek mencakup periode 5
tahun (Pelita/Pembangunan Lima Tahun), merupakan jabaran lebih rinci dari
pembangunan jangka panjang sehingga tiap pelita akan selalu saling
berkaitan/berkesinambungan.Selama masa Orde Baru terdapat 6 Pelita, yaitu :
1. Pelita I
Dilaksanakan pada 1 April 1969
hingga 31 Maret 1974 yang menjadi landasan awal pembangunan Orde Baru.Tujuannya
adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan
dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap berikutnya dengan sasaran dalm bidang
Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan
kerja, dan kesejahteraan rohani
2. Pelita II
Dilaksanakan pada tanggal 1 April
1974 hingga 31 Maret 1979. Sasaran utamanya adalah tersedianya pangan,
sandang,perumahan, sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat dan memperluas
kesempatan kerja. Pelaksanaan Pelita II cukup berhasil pertumbuhan ekonomi
rata-rata mencapai 7% per tahun. Pada awal pemerintahan Orde Baru laju inflasi
mencapai 60% dan pada akhir Pelita I laju inflasi turun menjadi 47%.
Selanjutnya pada tahun keempat Pelita II, inflasi turun menjadi 9,5%.
3. Pelita III
Dilaksanakan pada tanggal 1 April
1979 hingga 31 Maret 1984. Pelita III pembangunan masih berdasarkan pada
Trilogi Pembangunan dengan penekanan lebih menonjol pada segi pemerataan yang
dikenal dengan Delapan Jalur Pemerataan, yaitu:
a. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok
rakyat, khususnya sandang, pangan, dan perumahan.
b. Pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan dan pelayanan kesehatan.
c. Pemerataan pembagian pendapatan
d. Pemerataan kesempatan kerja
e. Pemerataan kesempatan berusaha
f. Pemerataan kesempatan berpartisipasi
dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum perempuan
g. Pemerataan penyebaran pembagunan di
seluruh wilayah tanah air
h. Pemerataan kesempatan memperoleh
keadilan.
4. Pelita IV
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1984 hingga 31 Maret 1989.
Titik beratnya adalah sektor pertanian menuju swasembada pangan dan
meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri. Terjadi
resesi pada awal tahun 1980 yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.
Pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal sehingga
kelangsungan pembangunan ekonomi dapat dipertahankan.
5. Pelita V
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1989 hingga 31 Maret 1994.
Titik beratnya pada sektor pertanian dan industri. Indonesia memiki kondisi
ekonomi yang cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8 % per tahun.
Posisi perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang menggembirakan.
Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.
6. Pelita VI
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1994 hingga 31 Maret 1999.
Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan
industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama
pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara
Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik
dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.
E.
Kronologis Runtuhnya Sistem Pemerintahan Orde Baru
1. Krisis
Moneter
Pada waktu krisis melanda Thailand, keadaan Indonesia masih
baik. Inflasi rendah, ekspor masih surplus sebesar US$ 900 juta dan cadangan
devisa masih besar, lebih dari US$ 20 B. Tapi banyak perusahaan besar
menggunakan hutang dalam US Dollar. Ini merupakan cara yang menguntungkan
ketika Rupiah masih kuat. Hutang dan bunga tidak jadi masalah karena diimbangi
kekuatan penghasilan Rupiah.
Tapi begitu Thailand melepaskan kaitan Baht pada US Dollar
di bulan Juli 1997, Rupiah kena serangan bertubi-tubi, dijual untuk membeli US
Dollar yang menjadi murah. Waktu Indonesia melepaskan Rupiah dari US Dollar,
serangan meningkat makin menjatuhkan nilai Rupiah. IMF maju dengan paket
bantuan US$ 20B, tapi Rupiah jatuh terus dengan kekuatiran akan hutang
perusahaan, pelepasan Rupiah besar-besaran. Bursa Efek Jakarta juga jatuh.
Dalam setengah tahun, Rupiah jatuh dari 2,000 dampai 18,000 per US Dollar.
2.
Tragedi “TRISAKTI”
Tragedi 12 mei 1998 yang menewaskan 4 orang mahasiswa
Universitas Trisakti. Tragedi yang sampai saat ini masih dikenang oleh para
mahasiswa di seluruh Indonesia belum jelas penyelesaiannya hingga sekarang.
Tahun demi tahun kasus ini selalu timbul tenggelam. Setiap
12 Mei mahasiswa pun berdemo menuntut diselesaikannya kasus penembakan
mahasiswa Trisakti. Namun semua itu seperti hanya suatu kisah yang tidak ada
masalah apapun. Seperti suatu hal yang biasa saja. Pemerintah pun tidak ada
suatu pernyataan yang tegas dan jelas terhadap kasus ini. Paling tidak
perhatian terhadap kasus ini pun tidak ada. Mereka yang telah pergi adalah :
Mereka merupakan Pahlawan Reformasi
selain mahasiswa lainnya yg ikut berjuang pada saat itu.
3.
Penjarahan
Pada tanggal 14 Mei 1998, Jakarta seperti membara. Semua
orang tumpah di jalanan. Mereka merusak dan menjarah toko dan gedung milik
swasta maupun pemerintah. Masa pada saat itu sudah kehilangan kendali dan
brutal akibat kondisi yang terjadi di tanah air pada saat itu.
Tak hanya itu, massa juga memburu warga keturunan Cina.
Tarakhir, banyak warga keturunan Cina mengungsi ke luar negeri. Sebagian
lainnya bertahan dalam ketakutan dan munculah isyu-isyu gak tidak jelas
bahwa pada hari itu terjadi perkosaan masal warga keturunan tiong Hoa.
4.
Mahasiswa Menduduki Gedung MPR
18 Mei
Pukul 15.20 WIB, Ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar, Harmoko di Gedung DPR, yang dipenuhi ribuan
mahasiswa, dengan suara tegas menyatakan, demi persatuan dan kesatuan bangsa,
pimpinan DPR, baik Ketua maupun para Wakil Ketua, mengharapkan Presiden
Soeharto mengundurkan diri secara arif dan bijaksana. Harmoko saat itu
didampingi seluruh Wakil Ketua DPR, yakni Ismail Hasan Metareum, Syarwan Hamid, Abdul Gafur, dan Fatimah Achmad.
Pukul 21.30 WIB, empat orang menko (Menteri Koordinator)
diterima Presiden Soeharto di Cendana untuk melaporkan perkembangan. Mereka
juga berniat menggunakan kesempatan itu untuk menyarankan agar Kabinet
Pembangunan VII dibubarkan saja, bukan di-reshuffle. Tujuannya, agar mereka
yang tidak terpilih lagi dalam kabinet reformasi tidak terlalu “malu”. Namun,
niat itu tampaknya sudah diketahui oleh Presiden Soeharto. Ia langsung
mengatakan, “Urusan kabinet adalah urusan saya.” Akibatnya, usul agar kabinet
dibubarkan tidak jadi disampaikan. Pembicaraan beralih pada soal-soal yang
berkembang di masyarakat.
Pukul 23.00 WIB Menhankam/Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto
mengemukakan, ABRI menganggap pernyataan pimpinan DPR agar Presiden Soeharto
mengundurkan diri itu merupakan sikap dan pendapat individual, meskipun
pernyataan itu disampaikan secara kolektif. Wiranto mengusulkan pembentukan “Dewan
Reformasi”.
Gelombang pertama mahasiswa dari FKSMJ dan Forum Kota memasuki halaman dan menginap di Gedung DPR/MPR
.
5.
Soeharto Meletakkan Jabatannya.
21
Mei
a) Pukul 01.30 WIB, Ketua Umum Pengurus
Pusat Muhammadiyah Amien Rais dan cendekiawan Nurcholish Madjid (almarhum) pagi dini hari
menyatakan, “Selamat tinggal pemerintahan lama dan selamat datang pemerintahan
baru”.
b) Pukul 9.00 WIB, Soeharto mengumumkan
pengunduran dirinya pada pukul 9.00 WIB. Soeharto kemudian mengucapkan terima
kasih dan mohon maaf kepada seluruh rakyat dan meninggalkan halaman Istana
Merdeka didampingi ajudannya, Kolonel (Kav) Issantoso dan Kolonel (Pol) Sutanto (kemudian menjadi Kepala Polri).
Mercedes hitam yang ditumpanginya tak lagi bernomor polisi B-1, tetapi B 2044
AR.
d) Jenderal Wiranto mengatakan ABRI akan tetap melindungi presiden dan
mantan-mantan presiden, “ABRI akan tetap menjaga keselamatan dan kehormatan
para mantan presiden/mandataris MPR, termasuk mantan Presiden Soeharto beserta
keluarga.”
e) Terjadi perdebatan tentang proses
transisi ini. Yusril
Ihza Mahendra,
salah satu yang pertama mengatakan bahwa proses pengalihan kekuasaan adalah sah
dan konstitusional.
F.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru
1.
Kelebihan Sistem Pemerintahan Orde Baru
Perkembangan GDP per kapita
Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih
dari AS$1.565
a) Sukses transmigrasi
b) Sukses KB
c) Sukses memerangi buta huruf
d) Sukses swasembada pangan
e) Pengangguran minimum
f) Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan
Lima Tahun)
g) Sukses Gerakan Wajib Belajar
h) Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua
Asuh
i)
Sukses
keamanan dalam negeri
j)
Investor
asing mau menanamkan modal di Indonesia
k) Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme
dan cinta produk dalam negeri
2.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru
a) Semaraknya korupsi, kolusi,
nepotisme
b) Pembangunan Indonesia yang tidak
merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian
disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat
c) Munculnya rasa ketidakpuasan di
sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh dan Papua
d) Kecemburuan antara penduduk setempat
dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar
pada tahun-tahun pertamanya
e) Bertambahnya kesenjangan sosial
(perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin)
f) Pelanggaran HAM kepada masyarakat
non pribumi (terutama masyarakat Tionghoa)
g) Kritik dibungkam dan oposisi
diharamkan
h) Kebebasan pers sangat terbatas,
diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibredel
i)
Penggunaan
kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program
"Penembakan Misterius"
j)
Tidak
ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden selanjutnya)
k) Menurunnya kualitas birokrasi
Indonesia yang terjangkit penyakit Asal Bapak Senang, hal ini kesalahan paling
fatal Orde Baru karena tanpa birokrasi yang efektif negara pasti
hancur.Menurunnya kualitas tentara karena level elit terlalu sibuk berpolitik
sehingga kurang memperhatikan kesejahteraan anak buah.
l)
Pelaku
ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaaan negara dipegang oleh
swasta
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sejalan dengan dasar empirik sebelumnya, masa awal orde baru
ditandai oleh terjadinya perubahan besar dalam pegimbangan politik di dalam
Negara dan masyarakat, sebelumya pada era Orde Lama kita tahu bahwa pusat
kekuasaan ada di tangan presiden, militer dan PKI.
Namun pada Orde Baru terjadi pergeseran pusat kekuasaan
dimana dibagi dalam militer, teknokrat, dan kemudian birokrasi. Namun harapan
itu akhirnya menemui ajalnya ketika pada pemilu 1971, golkar secara mengejutkan
memenangi pemilu lebih dari separuh suara dalam pemilu.Itulah beberapa
sekelumit cerita tentang Orde Lama dan Orde Baru, tentang bagaimana kehidupan
sosial, politik dan ekonomi di masa itu.
Yang kemudian pada orde baru akhirnya tumbang bersamaan
dengan tumbangnya Pak Harto atas desakan para mahasiswa di depan gendung DPR
yang akhrinya pada saat itu titik tolak era Reformasi lahir. Dan pasca
reformasilah demokrasi yang bisa dikatakan demokrasi yang di Inginkan pada saat
itu perlahan-lahan mulai tumbuh hingga sekarang ini.
B.
Saran
Perjalanan kehidupan birokrasi di Indonesia selalu
dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya. Budaya birokrasi yang telah ditanamkan
sejak jaman kolonialisme berakar kuat hingga reformasi saat ini.
Paradigma yang dibangun dalam birokrasi Indonesia lebih
cenderung untuk kepentingan kekuasaan. Struktur, norma, nilai, dan regulasi
birokrasi yang demikian diwarnai dengan orientasi pemenuhan kepentingan
penguasa daripada pemenuhan hak sipil warga negara. Budaya birokrasi yang korup
semakin menjadi sorotan publik saat ini. Banyaknya kasus KKN menjadi cermin
buruknya mentalitas birokrasi secara institusional maupun individu.
Sejak
orde lama hingga reformasi, birokrasi selalu menjadi alat politik yang efisien
dalam melanggengkan kekuasaan. Bahkan masa orde baru, birokrasi sipil maupun
militer secara terang-terangan mendukung pemerintah dalam mobilisai dukungan
dan finansial.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar